Home » » Penjelasan Contextual teaching learning

Penjelasan Contextual teaching learning


Dosen Pengampu:
"Suprapti Handini"
·       Ema Fitriani
·       Risfala Wulandari
·       M Abid Hazid Nawadi


SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN (STKIP HAMZANWADI SELONG) TAHUN AJARAN
2013/2014
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Proses pendidikan pada dasarnya dilakukan untuk mempersiapkan anak didiknya dalam menghadapi kehidupan dan dapat diterima dengan baik dalam masyarakat. Proses pendidikan diharapkan menjadi sarana bagi peserta didik dalam mempersiapkan berbagai hal yang dibutuhkan untuk terjun dimasyarakat. Oleh karena itu hendaknya apa pun yang di ajarkan di sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan dapat diterapkan dikehidupan nyata dan bermanfaat bagi individu dan masyarakat. Selain sebagai sarana membetuk manusia yang mampu terjun dan dterima dalam masyarakat, proses pendidikan erat kaitannya dengan kebutuhan masyarakat akan manusia yang sesuai dengan perkembangan jaman.
Strategi pembelajaran satu arah yang biasa di sebut strategi pembelajaran konvensional banyak mendominasi proses pembelajaran di sekolah-sekolah. Strategi tersebut menjadi pilihan bagi guru sebagai solusi padatnya materi yang harus disampaikan dalam periode tertentu, namun strategi ini mengurangi kebermaknaan proses pembelajaran itu sendiri sehingga anak didik kerap kali hanya memahami teori yang disampaikan oleh guru tanpa tau implementasi atau realisasi teori tersebut di kehidupan nyata. Hal tersebut menyebabkan ilmu yang diteerima di sekolah tidak dapat diterapkan secara optimal oleh peserta didik dalam masyarakat.
Menyikapi fenomena tersebut, banyak ahli mengembangkan strategi pembelajaran yang mampu mengembalikan hakikat proses pendidikan sebagai sarana mempersiapkan manusia untuk terjun dalam masyarakat. Alasan tersebut didukung pula oleh teori konstruktivisme yang digagas oleh Mark Baldwin dan dikembangkan oleh Jean Piaget. Teori ini mengemukakan bahwa belajar bukanlah menghafal namun merupakan proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman yang dikakukan oleh subjek. Teori lain yang mendukung adalah teori psikologis kognitif yang menyebutkan bahwa proses belajar terjadi karena pemahaman peserta didik terhadap lingkungan. Dengan berbagai pertimbangan dan alasan tersebut diatas, strategi pembelajaran kontekstual hadir sebagai salag satu alternative yang mampu mewadahi kebutuhan manusia akan proses pendidikan yang bermakna dan applicable dalam masyarakat.










B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan strategi pembelajaran kontekstual itu?
2.      Bagaimanakah implementasi strategi pembelajaran kontekstual?
3.      Apakah perbedaan strategi pembelajaran kontekstual dengan strategi pembelajarn konvensional?


C.     Tujuan
1.      Mengetahui pengertia, karakteristik, asas dan hal lain yang berkaitan dengan strategi      pembelajaran kontekstual.
2.      Mengetahui implementasi strategi pembelajaran kontekstual.
3.      Mengetahui perbedaan strategi pembelajaran kontekstual dengan strategi pembelajaran konvensional, baik secara teoritis maupun praktis.

































BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Berikut ini merupakan definisi strategi pembelajaran kontekstual menurut beberapa ahli:

1.      Elaine B. Johnson
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.
2.      Akhmad Sudrajat
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari, sehingga siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan yang dapat diterapkan dari satu permasalahan konteks ke permasalahan konteks lainnya.
3.      Diknas
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan perencanaan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
B.     Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual
 Berdasarkan pengertian diatas terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan strategi pembelajaran kontekstual yang harus dipahami, yaitu:
1.      CTL menekankan pada keterlibatan siswa dalam menemukan materi yang akan dipelajari melalui proses mengalami secara langsung.
2.      CTL mendorong siswa untuk menemukan hubungan antara materi yang dipelajari denggan situasi di kehidupan nyata agar  proses pembelajaran di sekolah menjadi bermaksa, fungsional, applicable, dan tertanam erat dalam ingatan.
3.      CTL mendorong siswa untuk menerapkan apa yang telah dipelajari dalam kehidupan.

C.    Karakteristik Strategi Pembelajaran Kontekstual

Karateristik Strategi Pembelajaran Kontekstual dirumuskan dalam lima poin, yaitu:
1.      CTL merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang ada (activating knowledge), yaitu pengetahuan yang dipelajari saling berkaitan dengan pengetahuan yang sudah dimiliki.
2.      CTL merupakan proses memperoleh pengetahuan baru (acquiring knowledge) secara deduktif, yaitu mengetahui pengetahuan secara holistic terlebih dahulu, kemudian memperhatikan tiap detailnya.
3.      CTL menekankan pada pemahaman pengetahuan (understanding knowledge) bukan menghafalkan pengetahuan.
4.      Mempraktikan pengetahuan dan pengalaman (applying knowledge).
5.      Merefleksikan (reflecting knowledge) strategi pengembangan pengetahuan.

D.    Peran Guru dalam Strategi Pembelajaran Kontekstual

Dalam proses pembelajaran kontekstual guru perlu memahami setiap tipe belajar siswa, berikut ini merupakan beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam menerapkan CTL:
1.      Siswa merupakan individu yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat perkembangan dan pengalamannya, oleh karena itu guru berperan sebagai pembimbing siswa untuk belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
2.      Siswa memiliki kecenderungan untuk mencona hal baru yang menarik dan menantang, oleh karna itu belajar dapat dilakukan dengan memecahkan persoalan yang menantang, guru berperan dalam memilih materi yang penting untuk dipelajari siswa.
3.      Belajar bagi siswa adalah mencari keterkaitan hal baru dengan hal yang sudah diketahui sehingga guru berkewajiban untuk membantu menemukan kaitan antara pengalaman satu dengan yang lain.
4.      Belajar bagi siswa merupakan proses asimilasi, yaitu menyempurnakan skema yang telah ada dan akomodasi yang merupakan pembentukan skema baru. Guru bertanggung jawab dalam memfasilitasi proses tersebut.

E.     Asas Strategi Pembelajaran Kontekstual

CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki 7 asas. Asas-asas ini yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL, yaitu:
1.       Konstruktivisme
Konstruksivisme adalah proses pembangunan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
2.      Inkuiri
Inkuiri adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Proses inkuiri dilakukan dalam beberapa langkah:
a.     Merumuskan masalah
b.    Mengajukan hipotesis
c.     Mengumpulkan data
d.    Menguji hipnotis berdasarkan data yang ditemukan
e.     Membuat kesimpulan
3.      Bertanya (Questioning)
Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berfikir. Dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk:
a.    Menggali informasi dan kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran
b.    Membangkitkan motvasi siswa untuk belajar
c.    Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu
d.   Memfokuskan siswa pada suatu yang diinginkan
e.    Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu
4.      Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep Masyarakat Belajar (Learning Community) dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain. Dalam kelas CTL, asas ini dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar.
5.      Pemodelan (Modeling)
Pemodelan merupakan proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
6.      Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilalui.
7.      Penilaian Nyata (Authentic Assessment)
Penilaian Nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.

F. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Kontekstual

1.      Kelebihan
a.       Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
b.      Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”.
2.      Kekurangan
a.       Tanggung jawab guru menjadi lebih berat, yaitu bertanggungjawab untuk memahami siswa sesuai dengan proses belajar dan tingkat perkembangannya, serta mengarahkan proses pembelajaran agar tidak keluar dari indikator hasil belajar yang telah ditentukan.
H.    Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dengan Pembelajaran Konvensional.
NO
Perbedaan CTL dengan Pembelajaran Konvensioanal
CTL
Pembelajaran Konvensional
1
Siswa sebagai subjek belajar
Siswa sebagai objek belajar
2.
Siswa belajar melalui kegiatan kelompok
Siswa lebih banyak belajar secara individu
3.
Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata
Pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak
4
Kemampuan didasarkan atas pengalaman
Kemampuan diperoleh dari latihan-latihan
5
Tujuan akhir kepuasan diri
Tujuan akhir nilai atau angka
6
Prilaku dibangun atas kesadaran
Prilaku dibangun oleh factor dari luar
7
Pengetahuan yang dimiliki individu berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya
Pengetahuan yang dimiliki bersifat absolute dan final, tidak mungkin berkembang.
8
Siswa bertanggungjawab dalam memonitor dan mengembangkan pembelajaran
Guru penentu jalannya proses pembelajaran
9
Pembelajaran bisa terjadi dimana saja
Pembelajaran terjadi hanya di dalam kelas
10
Keberhasilan pembelajaran dapat diukur dengan berbagai cara
Keberhasilan pembelajaran hanya bisa diukur dengan tes

  
























Kata pengantar


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang masih memberikan kita

karunia-Nya yang begitu berlimpah sehingga kita  masih  bisa merasakan

indahnya hidup sampai saat ini,tak lupa pula kita hadiahkan kepada junjungan

Alam Nabi kita Nabi besar Muhammad SAW,karena berkat perjuangan beliau

kita bisa merasakan kehidupan yang baik,yang mana kita jauh dari zaman

kebodohan,Alhamdulillah makalah yang kita buat bisa terselesaikan berkat

usaha dan kerja keras kami bersama teman kelompok,walaupun dalam

pembuatan makalah ini kami rasa masih kurang dari segi kelengkapan isi

materi ,dan kami sangat menyadari,untuk kiranya kami diberikan kritikan

yang sifatnya membangun untuk kami ,semoga isi  dari makalah kami bisa

bermanfaat bagi kita semua,amiin.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                              PANCOR,20,FEB,2014
                                                                                                                                                                                                                                    Penulis




















REFRENCE
Enoh, Muhammad. (2004).  Jurnal Imu Pendidikan: Implementasi Contextual Teaching
and Learning (CTL) dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi Matapelajaran
Geografi SMU/SMA. Surabaya: LPTK & ISPI.
.Joyce, Bruce, Marsha, Weil, and Beverly Showers. (1992).  Models of Teaching . Boston
Allyn and Bacon.
Krisnawati, Yulia. & Swarsih, Madya. (2004).  Jurnal Penelitian dan Evaluasi: Pengelolaan
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Metode Kontekstual di
SLTP N egeri 25 Surabaya.  Yogyakarta: PPS UNY.

















Penutup
Kesimpulan
Jadi menurut kami contextual teaching and learning itu adalah.       Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.  Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”.  Walaupun dalam CTL ,mempunyai  sedikit Kekurangan     yaitu ,Tanggung jawab guru menjadi lebih berat, yaitu bertanggungjawab untuk memahami siswa sesuai dengan proses belajar dan tingkat perkembangannya, serta mengarahkan proses pembelajaran agar tidak keluar dari indikator hasil belajar yang telah ditentukan.


0 komentar:

Post a Comment

Please Give Your Good Comments

Iklan

IBX5A6DE1F2632F8